Materi Selasa 19 November 2019

MATERI AJAR
TEMA 5 : PAHLAWANKU

Subtema 3 :  Sikap kepahlawanan
Pembelajaran :  1 (Satu)
Tanggal         :  19 November 2019

KOMPTENSI DASAR
Bahasa Indonesia
3.8 Membandingkan hal yang sudah diketahui dengan yang baru diketahui dari teks nonfiksi
4.8 Menyampaikan hasil membandingkan pengetahuan lama dengan pengetahuan baru secara tertulis dengan bahasa sendiri.
Indikator
3.8.2 Menyebutkan informasi sikap kepahlawanan dengan menggunakan tabel KW (know –what do you want to know)
4.8.2 Mempresentasikan informasi tentang sikap kepahlawanan berdasarkan tabel KW melalui bahasa lisan dan tulisan.
IPA
3.7 Memahami sifat-sifat cahaya dan keterkaitannya dengan indera penglihatan
4.7 Menyajikan laporan hasil pengamatan dan/ atau percobaan yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya
Indikator
3.7.1 Mengidentifikasi sifat- sifat cahaya melalui percobaan dengan jenis-jenis cermin
4.7.1 Melaporkan hasil percobaan sifat cahaya melalui percobaan dengan berbagai jenis cermin.
IPS
3.4 Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.
4.4 Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.
Indikator
3.4.2 Menyebutkan sikap kepahlawanan sebagai peninggalan kerajaan masa Islam pada masa kini dan pengaruhnya bagi mastarakat di wilayah setempat.
4.4.2 Membuat laporan sikap kepahlawanan sebagai peninggalan kerajaan masa Islam pada masa kini dan pengaruhnya bagi masyarakat di wilayah setempat dalam bentuk peta pikiran.
Materi Ajar
B. Indonesia
Pahlawan Indonesia
Pahlawan adalah seseorang yang berjuang untuk negara. Setiap negara mempunyai pahlawan nasional. Ia melakukan sesuatu yang berani dan membanggakan.
Indonesia memiliki banyak pahlawan yang telah berjuang untuk kemerdekaan. Mereka berjuang mengangkat senjata untuk mengusir penjajah dari Indonesia.
Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini tidak terlepas dari perjuangan dan pengorbanan yang dilakukan oleh para pahlawan. Mereka bukan hanya mengorbankan harta, namun juga jiwa dan raga. Karena perjuangan mereka, kita dapat menikmati kebebasan; kebebasan dalam menentukan cita-cita, mendapatkan pendidikan, serta kebebasan mengemukakan pendapat.

Tuliskan informasi yang terdapat dalam wacana Pahlawan Indonesia

IPA

Pengertian mengenai Cermin sendiri ialah suatu permukaan yg licin, dan dapat menciptakan suatu Pantulan Bayangan benda dengan Sempurna. Cermin ini sering kali digunakan oleh Manusia, dan bisa dikatakan bahwa Cermin sebagai salah satu Benda Mati yg sangat sering dicari oleh Manusia.

A. Sifat Bayangan Cermin Datar
Pengertian mengenai Bayangan Cermin Datar ialah cermin yg memiliki permukaan datar seperti bentuk garis lurus. Bayangan dari benda yg dibentuk oleh cermin datas akan memiliki ukuran panjang dan lebar yg sama persis dengan benda tersebut. Dengan jarak yg dibentuk diantara benda serta cermin adalah sama dengan jarak antara cermin serta bayangannya.
Contoh Cermin Datar didalam Kehidupan Sehari – Hari adalah cermin rias yg dipakai sehari – hari oleh kalian. Adapun untuk Sifat – Sifat Cermin Datar antara lain :
1. Bayangan bersifat maya bayangan pada cermin datar akan berada didalam cermin.
2. Memiliki tinggi yang sama dengan objek objek akan tampak sama tingginya dengan bayangan
     apabila bercermin pada cermin datar.
3. Memiliki ukuran yang sama dg objek ukuran yang dihasilkan oleh bayangan pun akan tampak
    sama seperti objek aslinya.
4. Bayangan bersifat tegak
Pada seseorang berdiri tegak, maka tubuh pada cermin datar akan tampak terlihat serta tubuhnya tidak terbalik, bagian kepala akan tetap berada pada kepala dan kaki akan tetap pada kaki.
5. Bayangan bersifat terbalik
Pada saat bercermin menggunakan cermin datar, bagian kiri dari objek akan terlihat menjadi bagian kanan dan begitu juga sebaliknya, bagian kanan akan menjadi bagian kiri.

B. Sifat Bayangan Cermin Cekung
Pengertian Bayangan Cermin Cekung adalah jenis cermin yg mempunyai permukaan berbentuk cekung atau lengkungan teratur ke bagian dalam mirip dengan bentuk permukaan bola. Pada bagian tengah cermin akan memiliki jarak yang lebih jauh ke benda dari pada bagian sisi atau tepi cermin. Terdapat sebuah titik imajiner yang menjadi pusat dari kelengkungan cermin tersebut yg mempunyai jarak sama dg setiap titik pada permukaan cermin.
Contoh Penggunaan Cermin Cekung pada Kehidupan Sehari – Hari biasanya digunakan untuk pemantulan lampu kendaraan, agar cahaya yg dihasilkan tampak menyebar atau tidak bertumpu pada satu titik saja. Cermin Cekung sendiri biasa digunakan pula pada senter, dan beberapa tipe lampu sorot yang lainnya. Untuk Sifat – Sifat Cermin Cekung antara lain :
1. Sifat bayangan akan tampak nyata, terbalik, tegak, serta diperkecil apabila objek diletakan lebih besar dari pada titik fokus cermin.
2. Sifat bayangan akan tampak nyata, terbalik, tegak, serta diperkecil apabila objek diletakan diantara titik fokus cermin.

C. Sifat Bayangan Cermin Cembung
Pengertian Bayangan Cermin Cembung ialah jenis cermin yg memiliki permukaan dg bentuk melengkung ke luar. Pada bagian tengah cermin akan memiliki jarak lebih dekat ke benda dari pada bagian tepiannya. Pada cermin cembung juga terdapat titik imajiner yg menjadi pusat kelengkungan cermin itu sendiri yg memiliki jarak yg sama dgn setiap titik pada permukaan cermin.
Contoh Cermin Cembung disetiap harinya, biasanya digunakan pada kaca spion kendaraan. Adapun didalam Sifat – Sifat Cermin Cembung antara lain :
1. Sifat bayangan akan tampak maya dimana bayangan akan tampak berada didalam cermin.
2. Sifat bayangan tampak tegak bayangan dari objek akan tetap tampak sama seperti objek
     aslinya.
3. Sifat bayangan diperkecil dimana ukuran objek pada cermin akan tampak lebih kecil dari
     objek aslinya.

IPS

Indonesia mulai berkembang pada zaman kerajaan Hindu-Buddha berkat hubungan dagang dengan negara-negara tetangga maupun yang lebih jauh seperti India, Tiongkok, dan wilayah Timur Tengah. Agama Hindu masuk ke Indonesia diperkirakan pada awal tarikh Masehi, dibawa oleh para musafir dari India antara lain: Maha Resi Agastya, yang di Jawa terkenal dengan sebutan Batara Guru atau Dwipayana dan juga para musafir dari Tiongkok yakni musafir Budha Pahyien.

Pada abad ke-4 di Jawa Barat terdapat kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha, yaitu kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16.
Pada masa ini pula muncul dua kerajaan besar, yakni Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah Tiongkok I-Tsing mengunjungi ibu kotanya Palembang sekitar tahun 670. Pada puncak kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Tengah dan Kamboja. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada, berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan pembentukan kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.

Masuknya ajaran Islam pada sekitar abad ke-12, melahirkan kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang ekspansionis, seperti Samudera Pasai di Sumatra dan Demak di Jawa. Munculnya kerajaan-kerajaan tersebut, secara perlahan-lahan mengakhiri kejayaan Sriwijaya dan Majapahit, sekaligus menandai akhir dari era ini.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Senin5oktober2020

Jumat 4september2020