Materi senin 21 Oktober 2019
Subtema 2 : Pekerjaan di Sekitarku
Pembelajaran : 4 (Empat)
Tanggal : Oktober 2019
Bahasa Indonesia
3.5 Membangun pendapat pribadi tentang isi buku sastra (cerita, dongeng, dan sebagainya).
4.5 Mengomunikasikan secara lisan dan tulisan pendapat pribadi tentang isi buku sastra yang dipilih sendiri dan dibaca yang didukung oleh alasan.
Indikator:
3.5.3 Memberikan pendapat tentang sikap tokoh dari cerita yang dibaca.
4.5.3 Mempresentasikan pendapat tentang sikap satu tokoh dari cerita yang dibaca.
Materi
Menyampaikan pendapat tentang suatu cerita
Dalam menyampaikan pendapat, kita perlu memperhatikan beberapa unsur di dalam cerita seperti tema, tokoh dan pesan moral. Kita juga perlu membacanya secara berulang-ulang agar memahami alur cerita tersebut. Pendapat mengenai sebuah cerita dapat dituangkan dalam bentuk tulisan.
Secara umum, unsur-unsur yang membangun sebuah cerita (intrinsik) terdiri dari:
1. Tema
2. Tokoh
3. Latar
4. Alur, dan
5. Amanat Cerita
1. TEMA
Tema bisa dibilang adalah inti cerita. Tema adalah ide pokok atau gagasan besar yang melandasi sebuah cerita. Contoh-contoh tema adalah: persahabatan, keluarga, kasih sayang, dan sebagainya.
"Contohnya, kalau kalian suka nonton film 'Tayo' di televisi, kira-kira apa tema film tersebut?"
"Kalau tidak salah, temanya adalah PERSAHABATAN."
2. TOKOH
Di dalam sebuah cerita, selalu ada yang namanya tokoh. Tokoh adalah pemeran, pelaku, atau pemain di dalam sebuah cerita.
"Tokoh bisa saja manusia, hewan, bahkan tumbuhan dan benda mati seperti matahari. Semuanya bisa saja menjadi tokoh di dalam sebuah cerita."
Untuk anak-anak kelas tiga, tadi saya hanya membagi tokoh menjadi dua, yaitu tokoh protagonis (tokoh yang baik hati) dan tokoh antagonis (tokoh jahat).
3. LATAR
Latar di dalam sebuah cerita ada dua, yaitu latar waktu dan latar tempat.
Latar waktu, berati kapan waktu terjadinya cerita tersebut, misalnya pada zaman dahulu kala, pada siang hari, pagi, sore, malam, dan sebagainya.
Sedangkan latar tempat, adalah tempat dimana cerita itu dikisahkan. Misalnya adalah di sebuah kota, desa, di sebuah hutan atau rimba, di sekolah, dan sebagainya.
Adapun tentang latar suasana, pagi tadi belum saya jelaskan kepada siswa-siswi.
4. AMANAT
Unsur yang keempat adalah amanat. Apa itu amanat di dalam cerita? Yaitu pesan-pesan kebaikan yang hendak disampaikan oleh pengarang melalui sebuah cerita. Pesan itu disampaikan kepada pembaca (kita semua).
5. ALUR
Pagi tadi saya belum menjelaskan tentang alur kepada anak-anak. Kapan-kapan ketika materi pelajaran mereka sudah sampai, akan saya sampaikan tentang apa itu alur.
Alur adalah jalan cerita. Bisa juga dikatakan sebagai rentetan peristiwa yang disampaikan secara kronologis sehingga membentuk sebuah cerita.
Nah, agar anak-anak lebih jelas dalam memahami unsur-unsur pembangun cerita, saya bacakan untuk mereka kisah "Kelinci dan si Raja Hutan".
SINOPSIS
Syahdan di sebuah hutan hiduplah sepasang kelinci yang tengah bersedih. Sebab, kini anaknya hanya tinggal satu, yaitu Cici Kelinci. Sebenarnya mereka memiliki 3 anak, akan tetapi dua anaknya telah tiada karena dimangsa oleh Singa si Raja Rimba sebagai persembahan.
Purnama telah tiba. Inilah saat Singa menagih persembahan kepada kelinci untuk dimangsanya. Cici Kelinci mencoba menenangkan Ayah dan Ibunya, dan dia mengatakan bahwa dia sudah mendapatkan akal untuk lolos dari ancaman Singa.
Waktunya pun tiba. Sebelum dimangsa oleh Singa, Cici Kelinci memohon satu permintaan terakhir kepada Singa. Singa pun menyanggupinya. Cici Kelinci hanya meminta diambilkan bulan purnama.
Ketika Singa hendak memetik bulan, tiba-tiba awan gelap datang. Cici kemudian berkata bahwa bulan bisa diambil di sebuah sumur tua. Singa dan Cici pun menuju ke sumur. Ketika Singa melongok, kebetulan saja awan gelap yang menutup bulan pun tersingkap. Sehingga, bayangan bulan purnama pun tampak di dalam sumur tersebut.
Tanpa pikir panjang, Singa segera melompat untuk mengambil rembulan permintaan Cici Kelinci. Cici Kelinci pun selamat dari terkaman Singa. Semua penduduk rimba pun bergembira, termasuk Ayah dan Ibu kelinci.
UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM CERITA "CICI KELINCI DAN SI RAJA HUTAN"
TEMA
"Keberanian dan Kecerdikan akan mengalahkan Kejahatan"
TOKOH
Tokoh Protagonis : CICI Kelinci
Tokoh Antagonis : Singa si Raja Rimba
Tokoh lain: Ayah dan Ibu Kelinci, serta warga hutan
LATAR
Tempat : di hutan
Waktu : Pada saat bulan purnama
AMANAT
1. Kita tidak boleh berbuat semena-mena terhadap sesama yang lebih lemah
2. Kita harus bisa memanfaatkan kepandaian
3. Kita harus berani melawan kejahatan
4. dan lain-lain
PPKn
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
1.1 Menerima dengan rasa syukur hubungan simbol dengan makna sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.
2.1 Menerima hubungan simbol dengan makna sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.
3.1 Memahami hubungan simbol dengan makna sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.
4.1 Menceritakan hubungan simbol dengan makna sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator:
3.1.5 Menghubungkan sikap tokoh dengan pengamalan sila kedua Pancasila.
4.1.5 Memberikan ide kesepakatan kelas supaya warga di kelas mengamalkan sila kedua Pancasila
Pembelajaran : 4 (Empat)
Tanggal : Oktober 2019
Bahasa Indonesia
3.5 Membangun pendapat pribadi tentang isi buku sastra (cerita, dongeng, dan sebagainya).
4.5 Mengomunikasikan secara lisan dan tulisan pendapat pribadi tentang isi buku sastra yang dipilih sendiri dan dibaca yang didukung oleh alasan.
Indikator:
3.5.3 Memberikan pendapat tentang sikap tokoh dari cerita yang dibaca.
4.5.3 Mempresentasikan pendapat tentang sikap satu tokoh dari cerita yang dibaca.
Materi
Menyampaikan pendapat tentang suatu cerita
Dalam menyampaikan pendapat, kita perlu memperhatikan beberapa unsur di dalam cerita seperti tema, tokoh dan pesan moral. Kita juga perlu membacanya secara berulang-ulang agar memahami alur cerita tersebut. Pendapat mengenai sebuah cerita dapat dituangkan dalam bentuk tulisan.
Secara umum, unsur-unsur yang membangun sebuah cerita (intrinsik) terdiri dari:
1. Tema
2. Tokoh
3. Latar
4. Alur, dan
5. Amanat Cerita
1. TEMA
Tema bisa dibilang adalah inti cerita. Tema adalah ide pokok atau gagasan besar yang melandasi sebuah cerita. Contoh-contoh tema adalah: persahabatan, keluarga, kasih sayang, dan sebagainya.
"Contohnya, kalau kalian suka nonton film 'Tayo' di televisi, kira-kira apa tema film tersebut?"
"Kalau tidak salah, temanya adalah PERSAHABATAN."
2. TOKOH
Di dalam sebuah cerita, selalu ada yang namanya tokoh. Tokoh adalah pemeran, pelaku, atau pemain di dalam sebuah cerita.
"Tokoh bisa saja manusia, hewan, bahkan tumbuhan dan benda mati seperti matahari. Semuanya bisa saja menjadi tokoh di dalam sebuah cerita."
Untuk anak-anak kelas tiga, tadi saya hanya membagi tokoh menjadi dua, yaitu tokoh protagonis (tokoh yang baik hati) dan tokoh antagonis (tokoh jahat).
3. LATAR
Latar di dalam sebuah cerita ada dua, yaitu latar waktu dan latar tempat.
Latar waktu, berati kapan waktu terjadinya cerita tersebut, misalnya pada zaman dahulu kala, pada siang hari, pagi, sore, malam, dan sebagainya.
Sedangkan latar tempat, adalah tempat dimana cerita itu dikisahkan. Misalnya adalah di sebuah kota, desa, di sebuah hutan atau rimba, di sekolah, dan sebagainya.
Adapun tentang latar suasana, pagi tadi belum saya jelaskan kepada siswa-siswi.
4. AMANAT
Unsur yang keempat adalah amanat. Apa itu amanat di dalam cerita? Yaitu pesan-pesan kebaikan yang hendak disampaikan oleh pengarang melalui sebuah cerita. Pesan itu disampaikan kepada pembaca (kita semua).
5. ALUR
Pagi tadi saya belum menjelaskan tentang alur kepada anak-anak. Kapan-kapan ketika materi pelajaran mereka sudah sampai, akan saya sampaikan tentang apa itu alur.
Alur adalah jalan cerita. Bisa juga dikatakan sebagai rentetan peristiwa yang disampaikan secara kronologis sehingga membentuk sebuah cerita.
Nah, agar anak-anak lebih jelas dalam memahami unsur-unsur pembangun cerita, saya bacakan untuk mereka kisah "Kelinci dan si Raja Hutan".
SINOPSIS
Syahdan di sebuah hutan hiduplah sepasang kelinci yang tengah bersedih. Sebab, kini anaknya hanya tinggal satu, yaitu Cici Kelinci. Sebenarnya mereka memiliki 3 anak, akan tetapi dua anaknya telah tiada karena dimangsa oleh Singa si Raja Rimba sebagai persembahan.
Purnama telah tiba. Inilah saat Singa menagih persembahan kepada kelinci untuk dimangsanya. Cici Kelinci mencoba menenangkan Ayah dan Ibunya, dan dia mengatakan bahwa dia sudah mendapatkan akal untuk lolos dari ancaman Singa.
Waktunya pun tiba. Sebelum dimangsa oleh Singa, Cici Kelinci memohon satu permintaan terakhir kepada Singa. Singa pun menyanggupinya. Cici Kelinci hanya meminta diambilkan bulan purnama.
Ketika Singa hendak memetik bulan, tiba-tiba awan gelap datang. Cici kemudian berkata bahwa bulan bisa diambil di sebuah sumur tua. Singa dan Cici pun menuju ke sumur. Ketika Singa melongok, kebetulan saja awan gelap yang menutup bulan pun tersingkap. Sehingga, bayangan bulan purnama pun tampak di dalam sumur tersebut.
Tanpa pikir panjang, Singa segera melompat untuk mengambil rembulan permintaan Cici Kelinci. Cici Kelinci pun selamat dari terkaman Singa. Semua penduduk rimba pun bergembira, termasuk Ayah dan Ibu kelinci.
UNSUR-UNSUR INTRINSIK DALAM CERITA "CICI KELINCI DAN SI RAJA HUTAN"
TEMA
"Keberanian dan Kecerdikan akan mengalahkan Kejahatan"
TOKOH
Tokoh Protagonis : CICI Kelinci
Tokoh Antagonis : Singa si Raja Rimba
Tokoh lain: Ayah dan Ibu Kelinci, serta warga hutan
LATAR
Tempat : di hutan
Waktu : Pada saat bulan purnama
AMANAT
1. Kita tidak boleh berbuat semena-mena terhadap sesama yang lebih lemah
2. Kita harus bisa memanfaatkan kepandaian
3. Kita harus berani melawan kejahatan
4. dan lain-lain
PPKn
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
1.1 Menerima dengan rasa syukur hubungan simbol dengan makna sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.
2.1 Menerima hubungan simbol dengan makna sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.
3.1 Memahami hubungan simbol dengan makna sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.
4.1 Menceritakan hubungan simbol dengan makna sila-sila Pancasila sebagai satu kesatuan dalam kehidupan sehari-hari.
Indikator:
3.1.5 Menghubungkan sikap tokoh dengan pengamalan sila kedua Pancasila.
4.1.5 Memberikan ide kesepakatan kelas supaya warga di kelas mengamalkan sila kedua Pancasila
Komentar
Posting Komentar